Review Yasha Legends of the Demon Blade – Roguelite merupakan versi lebih ringan Di genre Roguelike. Kehadiran genre ini bertujuan Untuk menyederhanakan genre Roguelike yang terkadang bisa cukup kompleks Untuk casual gamer.
Salah satu game Roguelite Mutakhir-Mutakhir ini rilis berjudul Yasha Legends of the Demon Blade. Game ini dikembangkan Dari stduio 7QUARK yang merupakan studio indie. Dari Sebab Itu, seperti apa sih game ini?
Ke artikel kali ini, Gamebrott Akansegera membagikan Review Yasha Legends of the Demon Blade. Yuk langsung aja kita bahas lebih jauh mengenai game indie Roguelike Bersama style anime ini.
Review Yasha Legends of the Demon Blade
Secara dasarnya, Yasha Legends of the Demon Blade merupakan game Rogue-lite Bersama gaya anime. Ke game ini, kamu Akansegera memilih 3 karakter yang Memiliki gaya bermain berbeda dan mengikuti jalan cerita yang cukup Menarik Perhatian sembari menguatkan karakter.
Style Anime Bersama Karakter 3D
Game Yasha Legends of the Demon Blade membawa desain karakter Anime yang sangat Menarik Perhatian. Dan jelas, unsur legenda jepang Di game ini sangat cocok Bersama gaya tersebut.
Setiap karakter yang hadir juga mewakili ras yang berbeda mulai Di Manusia, Oni, hingga siluman binatang. Karakter-karakter non playable juga Memiliki desain mereka sendiri Agar unsur “anime” Di game ini bisa dikatakan penuh Di segi penggambarannya.
3 Karakter, 3 Jenis Cerita

Ke game ini, terdapat 3 karakter yang dapat kamu gunakan yaitu Shigure, Suku Agama Ras Dan Antar Golongan, dan juga Taketora. Ketika karakter ini Memiliki narasi cerita yang cukup berbeda. Tak hanya Di segi jalan ceritanya, Akan Tetapi juga masa cerita tersebut berjalan.
Untuk Shigure, penulis menganggap timelinenya berada Hingga “Pada ini” dimana Shigure merupakan remaja yang Merasakan sebuah misi rahasia Di clannya. Jalan cerita Akansegera Berorientasi kepada Shigure dan petualangannya.
Ke Pada Yang Sama Suku Agama Ras Dan Antar Golongan, Sepertinya timeline cerita berada beberapa belas tahun Sebelumnya masa sekarang dimana diperlihatkan bahwa Shigure masih sangat kecil Bisa Jadi Hingga Di usia 5 tahun.
Dan Untuk Taketora, cerita Bisa Jadi agak sedikit maju Di Suku Agama Ras Dan Antar Golongan Akan Tetapi tetap Sebelumnya cerita Shigure Lantaran Ke sudut cerita yang satu ini, Shigure sudah lebih dewasa dibanding cerita Suku Agama Ras Dan Antar Golongan.
Walaupun Memiliki jalan cerita Di rentan waktu yang berbeda, Ke dasarnya cerita mereka Memiliki beberapa kesamaan dimana mereka Akansegera melawan siluman ekor sembilan yang ingin mengacaukan dunia.
Gaya Bermain Berbeda

3 Karakter ini Memiliki gaya bermain yang sangat berbeda. Shigure merupakan karakter yang Berorientasi Bersama melee dan menggunakan Iai Stance yang merupakan mekanik Parry (Di game ini disebut Mystic Arte) yang Akansegera Menyediakan keuntungan jika berhasil dilakukan.
Suku Agama Ras Dan Antar Golongan Memiliki gaya bertarung yang lebih agresif Bersama dual blades. Dirinya juga Memiliki Mystic Arte yang membuatnya terlihat “TERMOTIVASI” jika berhasil melakukan Parry. Dan tentu ini menggambarkan Archetype karakter Bersama gaya bertarung cepat dan Stylish.
Sementar itu Untuk Taketora Memiliki gaya bertarung yang sangat berbeda. Dirinya memilik Panah Agar menjadi satu-satunya karakter Bersama jarak serangan yang jauh. Melee yang dimilikinya cukup simpel dan dirinya juga Memiliki Mystic Arte.
Untuk penulis, Di 3 karakter ini yang sangat gampang digunakan adalah Taketora dimana dirinya bisa melakukan serangan jarak jauh tanpa perlu memikirkan Parry dan hanya perlu spam Charged Shot saja hingga tamat.
Loop Hingga Tamat?

Pada artikel ini ditulis, penulis telah menamatkan game Bersama menggunakan Taketora. Dan menurut penulis, Untuk mencapai akhir cerita Di karakter ini terlalu banyak pengulangan yang terjadi.
Memang, secara jalan cerita, pengulangan ini cukup masuk akal. Akan Tetapi variasi antar Chapter cukup minim Agar terlihat seperti mengulangi kembali yang telah kita lalui. Hanya saja perbedaan kuat berada Hingga chapter akhir.
Akan Tetapi kembali lagi, Yasha Legends of the Demon Blade merupakan game Roguelite Agar pengulangan merupakan hal yang sangat wajar. Hanya saja, pengulangan ini memang tidak begitu Memiliki variasi stage yang banyak.
Mati Merupakan Pada Di Progress

Seperti game Roguelike dan Roguelite Ke umumnya, kegagalan merupakan Pada Di progress Untuk menjadi lebih kuat. Walaupun kamu Akansegera kembali Hingga stage awal, kamu Akansegera dapat Memperbaiki damage dan status-status lainnya menggunakan resource yang kamu miliki.
Menariknya, setiap Chapter Akansegera menjadi Checkpoint Olahragawan dimana Lebih banyak yang dapat diupgrade setiap chapter Mutakhir terbuka. Dan juga Olahragawan tidak perlu mengikuti loop Di Chapter Sebelumnya Itu jika sudah mencapai chapter terbaru.
Beda Senjata, Beda Efek

Mengenai persenjataan, Yasha Legends of the Demon Blade Memiliki mekanisme yang cukup Menarik Perhatian. Setiap karakter dapat membawa 2 senjata dimana setiap senjata yang ada Memiliki efek yang berbeda-beda.
Seperti contohnya Taketora Memiliki panah Bersama efek damage yang tinggi Akan Tetapi tidak Memiliki area. Untuk menutupi kekurangan, kamu juga dapat membawa panah yang Memiliki serangan Ricochet Agar meratakan minion lebih mudah.
Setiap senjata juga dapat ditingkatkan efeknya Bersama menggunakan material. Tidak hanya sampai disitu saja, jika Olahragawan telah menamatkan story, maka Olahragawan juga dapat mengakses material yang lebih kuat Untuk Hingga tingkat yang lebih tinggi lagi.
Ada Hub Berisikan Shop

Untuk mempermudah perjalanan, Yasha Legends of the Demon Blade Memiliki beberapa fitur yang dapat meringankan Olahragawan. Salah satunya adalah Hub alias Desa penghubung antar stage.
Desa ini Akansegera Memperkenalkan tempat heal, shop, restoran buff, skill shop, dan juga Challenge. Yang Menarik Perhatian disini menurut penulis adalah Restoran dan juga Challenge yang dapat diambil Olahragawan.

Untuk Restoran, kamu dapat membeli Konsumsi Bersama syarat kamu telah Merasakan bahan masakannya Pada run yang kamu lakukan. Buff yang dihadirkan juga bermacam-macam Agar kamu dapat menentukan apa yang kamu perlukan.
Untuk Challenge, tantangan yang dihadirkan tentunya Akansegera memberi kamu cobaan yang harus dilalui Untuk Merasakan efek bonus Di run kamu. Tapi jangan khawatir, ini merupakan pilihan opsional dan jika kamu kalah, kamu Akansegera kembali Hingga tempat challenge Bersama setengah darah.
Tamat Juga Masih Bisa Lanjut

Tamat Di Yasha Legends of the Demon Blade bukan berarti game Akansegera selesai. Memang secara cerita, tidak ada jalan cerita tambahan, Akan Tetapi tantangan tentunya Akansegera hadir jika kamu sudah menamatkan game ini.
Setelahnya tamat, Akansegera terbuka suatu Tren yang Menyediakan tantangan level “neraka” Bersama bonus-bonus tertentu. Tantangan ini bisa diatur Dari Olahragawan seperti persentase tambahan jumlah musuh, damage musuh, besaran critical musuh, pengurangan max HP Olahragawan, dan sebagainya yang dapat menambah tantangan lebih berat lagi.
Kesimpulan, Simpel dan Cukup Mudah

Secara keseluruhan, Yasha Legends of the Demon Blade Memperkenalkan permainan Roguelite yang cukup simpel. Dan game ini juga dapat dinikmati Dari gamer yang bukan penikmat genre tersebut.
Akan Tetapi simpel dan kemudahan ini bisa menjadi kekurangan sendiri Untuk beberapa Pada. Seperti kurangnya variasi stage membuat beberapa momen terkesan terlalu repetitif dibanding roguelike ataupun roguelite Ke umumnya.
Untuk menamatkan game ini sendiri tidak begitu sulit hanya perlu sedikit kesabaran dan jika menemukan build yang absurd seperti Hingga karakter Taketora, permainan Akansegera menjadi sangat mudah.
Tantangan yang sebenarnya justru hadir Ke fitur Hell Floor yang menyajikan beberapa restriksi agar permainan menjadi lebih hardcore. Tentunya fitur ini hadir agar para penikmat genre Roguelike dapat menantang permainan ini sampai Hingga tingkatan paling atas.
Penulis menyarankan game ini Untuk para gamer casual yang ingin mencicipi genre Roguelite/Roguelike dan juga Untuk para veteran genre tersebut yangi ngin memainkan game yang sedikit lebih santai. Apakah kalian tertarik memainkan Yasha Legends of the Demon Blade?
Baca juga informasi Menarik Perhatian lainnya Di Gamebrott Yang Terkait Bersama Game Review atau artikel lainnya Di Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via [email protected]
Artikel ini disadur –> Gamebrott.com Indonesia: Review Yasha Legends of the Demon Blade — Roguelite Bersama Gaya Anime